Cara Menghitung Persentase Turnover Karyawan

Cara Menghitung Persentase Turnover Karyawan

Manfaat Mengetahui Nilai Turnover Rate Karyawan

Apabila Anda bisa mengetahui nilai atau angka turnover rate pada karyawan perusahaan, Anda dapat melihat fenomena para karyawan keluar dari perusahaan, apakah mengalami penurunan atau peningkatan. Nilai turnover rate karyawan yang meningkat menandakan perusahaan perlu memperbaiki sistem kerja selama ini. Karena Anda mampu melihat kenaikannya, Anda akan tau kapan harus segera memperbaiki situasi tersebut. Salah satunya dengan membuat kegiatan pengembangan SDM, pemberian tunjangan insentif, dan sebagainya.

Nilai turnover rate karyawan juga dapat menjadi laporan dan bukti bahwa sistem kerja di perusahaan sudah sesuai atau belum dengan yang dibutuhkan karyawan. Misal dari segi beban kerja dan lingkungan kerja. Karena tidak dapat dipungkiri juga bahwa kepuasan kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh sistem kerja yang diberlakukan perusahaan. Sedangkan turnover rate karyawan juga sangat dipengaruhi oleh kepuasan kinerja karyawan.

Penyebab turnover rate karyawan meningkat sangat beragam, mulai dari manajer yang buruk, susahnya karyawan baru beradaptasi, hingga gaji yang kurang memuaskan. Meskipun banyak sekali penyebab yang membuat turnover rate karyawan meningkat, namun Anda dapat mencegahnya dengan memperbaiki sistem pengelolaan karyawan dengan lebih efektif dan efisien. Setidaknya karyawan tidak keluar dari perusahaan akibat pengelolaan karyawan buruk atau tidak profesional.

Untuk meringankan tugas Anda sebagai HR, Anda bisa menggunakan layanan HR seperti Sleekr (Mekari Talenta) untuk mengelola administrasi karyawan. Dengan berbagai fitur seperti absensi online, klaim, hingga pengajuan cuti, pekerjaan administrasi karyawan akan lebih mudah. Segera daftar dan gunakan Mekari Talenta untuk mempermudah pekerjaan Anda!

Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan dengan Rumus – Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan menjadi penting untuk dipelajari. Karena, melalui data ini setiap industri bisa mengetahui bagaimana suasana di lingkungan kerja mereka. Apakah nyaman atau justru sebaliknya.

Apa kondisi tersebut sangat penting bagi pengusaha? Iya, bisa jadi mempengaruhi kinerja mereka secara keseluruhan. Bahkan, potensinya mencapai 70% bila keadaan itu tidak ditekan atau dikelola dengan baik.

Adakan Program Pelatihan yang Komprehensif

Salah satu alasan utama karyawan meninggalkan tempat kerjamu adalah kurangnya peluang pengembangan. Oleh karena itu, adakan program pelatihan yang komprehensif untuk karyawan.

Berikan mereka kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan pekerjaan mereka.

Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kepuasan karyawan, tetapi juga membantu meningkatkan produktivitas dan kesuksesan bisnismu.

Baca juga: Catat! 10 Pelatihan dan Pengembangan SDM untuk Karyawan

Proses Terjadinya Turnover

Cara Menghitung Persentase Kenaikan

Melihat pentingnya persentase kenaikan dalam perkembangan suatu bisnis, maka penghitungannya pun tidak boleh sembarangan. Ada tiga cara menghitung persentase kenaikan yang bisa Anda lakukan.

Jelaskan Mengenai Jenjang Karier

Banyak karyawan yang mencari kesempatan untuk berkembang dan maju dalam karier mereka. Jelaskan jalur karier yang tersedia di tempat kerjamu dan berikan kesempatan promosi yang jelas kepada mereka.

Karyawan akan merasa termotivasi untuk berkontribusi dalam jangka panjang dengan menawarkan jenjang karier yang jelas.

Tawarkan Metode Kerja yang Fleksibel

Memberikan fleksibilitas dalam metode kerja bisa menjadi daya tarik bagi banyak karyawan, terutama generasi muda. Pertimbangkan untuk mengadopsi kebijakan kerja fleksibel, seperti mengatur jadwal kerja yang bisa disesuaikan.

Karyawan pun bisa mencapai work-life balance sehingga mereka lebih puas dan termotivasi untuk tetap bekerja di tempat kerjamu.

Baca juga: 15 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan

Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi turnover rate karyawan?

Untuk mengurangi turnover rate karyawan, perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan, memberikan kesempatan pengembangan karir, dan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan produktif.

Memahami dengan baik cara menghitung turnover karyawan sangatlah penting untuk membuat rencana SDM perusahaan yang tepat dan menunjang keberlangsungan bisnis. Menghitung turnover rate karyawan dapat memberikan informasi tentang kepuasan karyawan dan efektivitas manajemen perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi turnover rate karyawan, namun perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengurangi turnover rate dengan meningkatkan kepuasan kerja dan kesejahteraan karyawan.

Jika masih ragu tentang bagaimana cara menghitung turnover karyawan dengan tepat dan apa saja yang harus tercantum di dalamnya, kamu bisa menggunakan jasa RPO dan BPO dari RecruitFirst. Kami akan menyediakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah rekrutmen Anda, mulai dari perencanaan tenaga kerja, onboarding dan offboarding, negosiasi kontrak, manajemen karyawan, hingga layanan penggajian. Hubungi kami segera dan kembangkan bisnismu bersama RecruitFirst!

Semua jenis usaha memiliki tingkat labor turnover (LTO) yang berbeda. Ada perusahaan yang punya turnover rate rendah, di mana sebagian besar karyawannya betah bertahan hingga pensiun. Namun, sebaliknya, ada juga yang punya turnover tinggi yang ditandai dengan pegawai yang keluar masuk silih berganti, di mana karyawan hanya bertahan satu atau dua tahun, atau bahkan hanya dalam hitungan bulan.

Umumnya perusahaan menghitung LTO dengan metode tahunan disesuaikan dengan periode anggaran perusahaan. Namun, ada cara lain menghitung LTO, yaitu dengan metode bulanan, yang mengukur persentase karyawan keluar dalam periode waktu bulanan.

Baca Juga: Menghitung Labor Turnover atau Turnover Rate Karyawan, Pentingkah?

LTO bulanan merupakan rasio karyawan yang keluar atau tidak lanjut bekerja, terhadap rata-rata jumlah karyawan dalam periode waktu bulanan. Rumus turnover rate bulanan adalah:

LTO =    jumlah karyawan keluar_  x 100rata-rata jumlah karyawan

Misalnya jumlah karyawan yang keluar dalam tiga bulan terakhir adalah 10, sementara jumlah rata-rata karyawan periode itu 200 orang, maka LTO untuk tiga bulan adalah:

LTO = 10/200 x 100        = 5%

LTO bulanan ini lebih tepat diterapkan oleh perusahaan yang menggunakan periode tutup buku kurang dari setahun, misalnya periode tiga bulanan (trimester), empat bulanan (kuartal), atau enam bulanan (semester). Metode hitung ini juga cocok apabila perusahaan mempekerjakan karyawan PKWT dan pekerja musiman. Sebab, perputaran karyawan kontrak berdasarkan waktu tertentu bisa terjadi dalam hitungan bulan.

Dengan menghitung turnover rate karyawan dengan metode bulanan, HR dapat mengetahui persentase karyawan yang tidak lanjut bekerja atau keluar dari perusahaan dalam periode waktu yang lebih pendek, termasuk karyawan yang kontraknya habis. Sedangkan dalam kasus karyawan yang resign sukarela, HR dapat mengenali alasan apa yang paling banyak menyebabkan pengunduran diri tersebut.

Selain itu, manfaat lainnya adalah memetakan pada bulan apa terjadi turnover tertinggi di perusahaan. Ini berguna bagi HR dalam merumuskan program preventif yang tepat untuk menekan LTO.

LTO umumnya mengungkap masalah tersembunyi dalam organiasi. Turnover rate sering dikaitkan dengan masalah ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaan maupun perusahaan, sehingga mereka cenderung mencari yang lebih baik. Faktor penyebabnya tidak soal gaji semata, melainkan bisa karena alasan lain.

Para pakar SDM, misalnya Gallup Consultant, menemukan bahwa voluntary turnover di tempat kerja muncul karena rasa tidak bahagia dan tidak terlibat atau terikat secara emosional (enganged) dengan pekerjaan. Turnover ini dapat ditekan dengan meningkatkan employee engagement.

Sebagai contoh, karyawan yang kompeten bisa menjadi tidak produktif karena tidak dilibatkan dalam proyek penting, tidak mendapat pelatihan, atau hanya sebagai pelengkap tim kerja yang dibentuk atasan. Akibatnya ia merasa tersisih, merasa bukan bagian dari organisasi, dan bahkan tidak peduli dengan tujuan perusahaan. Ia menganggap pekerjaannya tak lebih dari rutinitas harian.

Gallup menggolongkan karyawan semacam ini ke dalam tipe not engaged, yang cirinya antara lain hanya fokus pada tugas harian, kurang inisiatif, dan cenderung menunggu perintah. Jika tidak ada solusi, maka karyawan akan bosan dan berubah menjadi actively disengaged dan tidak punya lagi semangat kerja.

Jika perusahaan memiliki banyak pekerja yang not engaged atau disengaged, maka kemungkinan turnover rate tinggi. Keputusan mereka untuk bertahan atau resign sama-sama merugikan perusahaan.

Jika mereka resign, perusahaan menanggung biaya rekrutmen pegawai pengganti yang lebih besar. Sebaliknya, apabila bertahan dan perusahaan tidak melakukan apa-apa, maka dapat menyebabkan inefisiensi karena perusahaan membayar biaya gaji karyawan yang tidak/kurang produktif.

Nah, untuk menganalisis apakah perusahaan kamu sudah efisien, maka perlu membandingkan jumlah tenaga kerja, produktivitas, dan biaya gaji yang dikeluarkan perusahaan. Kamu bisa menggunakan HRIS software Gadjian.

Aplikasi berbasis teknologi cloud ini memiliki fitur analisis kinerja karyawan yang menyajikan demografi pekerja di perusahaan. Data statistik per periode tertentu yang dapat kamu tetapkan sesuai kebutuhan akan memberikan informasi jumlah tenaga kerja (headcount) dan biaya gaji karyawan.

Baca Juga: Cara Menghitung Turnover Rate Tahunan Karyawan

Kamu dapat mengevaluasi apakah beban gaji karyawan sesuai dengan produktivitas yang dihasilkan. Jika gaji membengkak dan produktivitas rendah, maka kemungkinan ada karyawan yang demotivasi dan disengaged, sehingga HR perlu menerapkan strategi peningkatan engagement yang tepat.

Selain menganalisis kinerja dan biaya gaji, Gadjian sangat efisien untuk menghitung gaji karyawan setiap bulan, dengan memasukkan semua komponen seperti gaji pokok, tunjangan, lembur, bonus, THR, BPJS, dan PPh 21. Sistem hitung otomatis membuat aplikasi ini minim kesalahan.

Membayar gaji karyawan juga bisa menggunakan aplikasi penggajian yang terintegrasi dengan internet banking Mandiri Cash Management ini. Cukup sekali klik di Gadjian, gaji karyawan otomatis masuk ke rekening mereka masing-masing.

! Anda Telah Dismiss thread ini, jika ingin melihat thread ini harap menekan tombol undo Undo

Tantangan terbesar dalam menjalankan bisnis tidak terbatas pada menghasilkan produk yang menarik dan berkualitas. Kamu juga harus berupaya mengurangi tingginya angka turnover karyawan yang biasa terjadi dalam industri ritel dan Food and Beverages (F&B). Lantas, bagaimana cara mengatasi turnover karyawan agar kamu bisa mempunyai staf yang loyal dalam bisnismu?

Simak artikel ini untuk memahami tentang turnover karyawan, dampaknya bagi kelangsungan bisnis dan strategi terbaik dalam mengatasinya!

Ketidakpuasan Pelanggan

Pergantian karyawan dapat memengaruhi keberlanjutan hubungan pelanggan. Pelanggan cenderung membangun hubungan dengan karyawan perusahaan; oleh karena itu, ketika karyawan yang dikenal pergi, itu dapat menyebabkan ketidakpuasan dan kerugian pelanggan.

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Bisnis Restoran

Promosikan Pentingnya Work-Life Balance

Work-life balance adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kamu bisa mempromosikan pentingnya work-life balance kepada karyawan dengan menyediakan waktu istirahat yang cukup, fleksibilitas jadwal kerja, dan menghindari memberikan beban kerja yang terlalu berat.

Ingatlah bahwa karyawan yang bahagia dan memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi lebih cenderung bertahan di tempat kerjamu.

Memahami Konsep Persentase Kenaikan

Sebelum membahas lebih dalam mengenai persentase kenaikan dalam manajemen keuangan bisnis, Anda harus memahami konsep persentase terlebih dahulu. Persentase adalah rasio untuk menyatakan pecahan dari 100 yang disimbolkan dengan lambang persen (%). Jadi, 50% bisa diartikan sebagai 50 per 100 atau setengah dari keseluruhan.

Misalnya harga suatu barang adalah Rp10.000, kemudian ada potongan sebesar 25%. Artinya, potongan harganya adalah Rp2.500, sehingga harga barang menjadi Rp7.500. Lalu, bagaimana praktiknya dalam konsep persentase kenaikan? Baca Juga: Cara Menghitung Persentase Keuntungan